Aku
Andi 17 tahun kelas 2 SMU. Keluargaku adalah orang Cina miskin dari
satu kota kecil di Jawa. Aku dan ciciku (kakak perempuan) tinggal dengan
pamanku, sepupu papa, pengusaha sukses di kotanya. Kakakku setahun
lebih tua dariku, namanya Lisa. Kami ikut papa sejak kecil setelah
orangtuaku bercerai. Kami jarang kontak dia lagi setelah dia kawin lagi
dengan gadis pribumi 20 tahun dan pindah ke kota lain. Karena kasihan
dan demi pendidikan yang lebih baik di kota besar, setahun lalu pamanku
menawarkan untuk pindah ke tempatnya. Lagipula, putri tunggalnya Hani
sejak SMP kelas 1 disekolahkan di Singapura sehingga dia hanya tinggal
dengan tanteku.
Aku orang yang paling pesimis sedunia dan sejak kecil selalu jadi bahan
tertawaan. Sekarang pun, aku sering disuruh-suruh dan dimaki-maki oleh
pamanku dan istrinya, juga kakakku. Sementara kakakku dimanja oleh
mereka, sering dibelikan baju bagus dan barang mahal lainnya terutama
bibiku. Aku menyadari aku memang pantas disuruh-suruh dan direndahkan
orang. Jadinya aku malah”menikmati” saja ketika dimarahi dan
disuruh-suruh.
Bahkan urusan seks dan masturbasi pun aku tidak pernah mambayangkan
diriku sendiri namun sedang menonton orang lain terutama kakakku yang
berhubungan seks atau sekedar dipegang-pegang oleh cowok lain. Utamanya
cowoknya adalah pribumi. Karena sering aku melihat ia diliatin dan
digodain oleh cowok-cowok pribumi. Setiap pulang sekolah selalu melewati
STM yang cowok semua dan pribumi. Banyak yang lagi nongkrong dan selalu
mengeluarkan celoteh-celoteh usil. Mungkin mereka jarang liat cewek.
Ditambah kakakku memang cakep, kulitnya putih, tinggi sekitar 160-an,
badannya langsing karena memang sering olahraga. Rambutnya yang dicat
agak pirang membuat makin merangsang saja. Ditambah, baju seragam putih
yang dipakai dari kain yang agak tipis sehingga kelihatan BH-nya
(apalagi kalau lagi pakai bra warna gelap jadi makin mencolok) dan
kelihatan besarnya tonjolan di balik baju tipisnya.
Iseng kulihat bra-nya di lemari baju, ukurannya 34c. Tidak heranlah
setiap kali banyak omongan-omongan yang usil dan jorok. Aku sebenarnya
ingin marah tapi karena takut jadinya diam saja. Kakakku sendiri diam
saja tak pernah menanggapi. Untungnya mereka tidak pernah berbuat kurang
ajar kecuali komentar-komentar joroknya saja. Bahkan ada salah satu
yang menirukan desahan cewek ketika disetubuhi. Membuatku membayangkan
kalau kakakku benar-benar disetubuhi oleh dia dan mengeluarkan suara
seperti itu! Di angkot juga selalu ada cowok iseng yang memperhatikan
dia, mulai dari mukanya, lehernya yang putih akhirnya menatap dadanya
atau ke paha. Walau takut dan kesal, anehnya tiap kali masturbasi selalu
membayangkan kakakku menikmati disetubuhi dan diperawani oleh mereka.
Pengalamanku tidak cuma di sekolah saja. Ketika jalan ke mall atau ke
manapun malah lebih parah karena kesukaannya memakai baju yang terbuka
atau ketat. Kausnya yang ketat membuat payudaranya tampak indah dan
makin menonjol. Apalagi kalau belahan dadanya agak rendah membuat
payudaranya yang putih sedikit kelihatan. Ketika berenang atau fitness
malah lebih parah lagi. Sebenarnya aku tidak suka dengan keadaan ini
tapi juga”suka”. Diam-diam, anuku jadi menegang kalau ada tatapan atau
komentar kurang ajar. Aku takut, tegang, dan juga terangsang.
Voyeurism
Suatu saat aku tergoda untuk melihatnya telanjang karena ada kesempatan
untuk itu. Antara kamarku dan kamarnya ada taman kecil yang sudah tak
dipakai. Pintunya hanya dari kamarku, yang di kamar dia sudah dimatikan.
Dengan tangga aku bisa melihat ke dalam dari jendela atas kamarnya dan
kamar mandinya. Dalam beberapa kesempatan aku sempat melihatnya
telanjang bulat.
Kecantikannya ditambah dengan kemolekan tubuhnya memang betul-betul luar
biasa indah! Payudaranya padat berisi, ukurannya cukup besar, kencang,
dan berdiri tegak. Tidak turun seperti pada film-film bokep. Kedua
putingnya berwarna kemerahan berdiri dengan tegaknya dan agak panjang
menonjol. Rambut kemaluan di sekitar vaginanya tidak terlalu lebat namun
sangat indah. Kulitnya yang putih mulus membuatnya makin menarik.
Putingnya yang kemerahan dan rambut kemaluannya yang hitam amat kontras
dengan kulitnya yang putih. Beberapa kali aku melihatnya telanjang atau
setengah telanjang baik ketika mandi maupun di dalam kamar.
Setelah aku melihatnya telanjang bulat, kebiasaanku bermasturbasi jadi
makin menjadi-jadi. Karena aku makin jelas membayangkan bagian-bagian
tubuh tertentu dari kakakku digerayangi dan dinikmati oleh para cowok
tersebut. Komentar-komentar usil yang pernah kudengar ditambah dengan
pengetahuanku tentang tubuhnya membuatku makin nikmat bermasturbasi.
Bayangan cowok yang hitam menindihi tubuh cewek yang putih mulus dan
memainkannya. Seorang cewek yang muda, cakep, tampangnya polos dan
innocent, putih, sexy, high class, dadanya berisi dan masih perawan
namun menyerahkan keperawanannya dengan sukarela dan menikmati apapun
yang dilakukan oleh cowok yang statusnya lebih rendah darinya. Membuatku
benar-benar nikmat dalam bermasturbasi. Kadang aku menyesal setelah
melakukannya tapi selalu mengulangi lagi. Mungkin aku sudah GILA!
Lalu apakah kakakku memang masih perawan? Menurutku sih dia masih
perawan. Dia tidak pernah pergi dengan cowok mana pun. Paman dan tanteku
melarang kakakku sembarangan pergi dengan teman-temannya terutama
cowok. Kemana-mana selalu aku disuruh menemaninya. Namun anehnya
beberapa kali mereka mengajak kakakku dan juga aku ke pub atau night
club dan mereka pula yang mengenalkan kami ke minuman keras. Menurut
mereka, daripada pergi dengan teman mending pergi dengan orang tua jadi
ada yang menjaga. Pamanku dan istrinya memang doyan minuman keras dan
sering ke pub-pub. Disana kami juga dikenalkan kepada beberapa
rekan-rekan bisnis pamanku.
Pak Joko
Orang yang paling penting diantara semuanya adalah Pak Joko karena dia
pejabat pemerintah yang memegang peran kunci dalam hal perijinan bisnis
pamanku. Dia adalah orang Jawa, umurnya 40-an. Makanya pamanku dan
bibiku sangat hormat kepadanya. Sering mereka menjamu Pak Joko dan
mengundang Pak Joko datang ke rumahnya. Aku tidak begitu suka dengannya
dan kelihatannya juga dia tidak terlalu suka denganku dan menganggap
kehadiranku.
Tapi dia baik sekali dengan kakakku, malah sepertinya dia punya mau
terhadap kakakku. Kakakku memang pandai berdandan dan berpakaian untuk
membuat dirinya menarik perhatian cowok serta pintar mengambil hati
orang. Apalagi kalau gaun yang dipakainya dengan belahan dada agak
rendah membuatnya nampak sexy. Sementara kakakku malah enjoy berbicara
dengan Pak Joko bahkan sampai sering bercandaan. Membuatku jadi makin
rendah diri. Sekarang dikala masturbasi aku jadi sering membayangkan Pak
Joko, bandot tua hitam jelek menikmati tubuh mulus kakakku. Apalagi
setelah beberapa kali ia datang malam-malam, kakakku mengenakan daster
tipis agak menerawang. Mata Pak Joko bersinar-sinar melihat tubuh sexy
yang dibalut kain tipis itu.
“The show must go on”
Suatu malam mereka ke pub tapi aku disuruh menunggu pengiriman barang di
rumah. Sekitar jam 9.30 pamanku telpon bilang aku boleh tidur dulu
karena mereka pulang agak malam. Saat tiba kakakku agak mabuk.
Sebelumnya lebih parah lagi ngoceh-ngoceh tak karuan, kata bibiku.
Bibiku membawanya masuk ke dalam kamar. Sementara pamanku marah besar
kepadaku, menurutnya barangnya tidak lengkap. Oleh bibiku aku disuruh
masuk ke kamarku. Dengan sangat ketakutan aku masuk ke kamar dan kukunci
pintu kamar.
Tak lama kemudian kudengar bibiku masuk ke kamar kakakku. Karena
penasaran aku mengintip dari jendela. Kakakku baru selesai mandi sedang
berbaring di tempat tidur dengan memakai kaos atasan saja yang
panjangnya sampai ke pahanya. Kakakku sudah tidak mabuk hanya agak lemas
saja. Kemudian bibiku memberikan segelas air dan satu tablet kecil.
Setelah kakakku tidur ia keluar.
Beberapa saat kemudian, pintu kembali terbuka. Ternyata adalah Pak Joko!
Ia kelihatan habis mandi, memakai celana pendek dan baju kaos. Kok tadi
aku tak melihatnya? Dengan tegang kuperhatikan apa yang dilakukannya.
Ia menuju ke tempat tidur kakakku. Kakakku tidur telentang, kakinya agak
terbuka terlihat pahanya yang mulus. Dadanya turun naik. Pak Joko duduk
di pinggir ranjang. Tangannya mengulur memegang pipi kakakku. Tiba-tiba
kakakku terbangun. Sesaat Pak Joko kelihatan terkejut, tapi sambil
menarik kembali tangannya ia lalu berkata,
“Kamu sudah baikan Lisa? Saya ingin melihat keadaan kamu.”
“Sudah mendingan Oom, hanya masih lemas saja.”
“Sini deh Oom pijitin supaya lekas sembuh.”
“Nggak usah deh Oom. Masa kok oom mijat saya,” kata kakakku sambil ia duduk di tengah ranjang.
“Nggak apa-apa kok. Lagian Oom tidak keberatan kok,” kata Pak Joko
sambil tangannya langsung meraih tengkuk kakakku dan mulai memijat-mijat
dan meraba-rabanya.
“Aduuh geli Oom. Jangan ah,” kakakku meronta kecil dan memendekkan tengkuknya.
“Ssst. Jangan berteriak gitu, nanti kasihan pada bangun semua. Tenang
saja kamu,” kata Pak Joko sambil tangan yang satunya memegang lengan
kakakku.
“Nah gitu, kamu diam saja. Nikmati saja,” kata Pak Joko sambil kedua
tangannya meraba-raba tengkuk dan lengan kakakku. Membuat kakakku
terlena dan memejamkan matanya.
Berdekatan dengan Lisa begitu dekat, langsung membuat Pak Joko
terangsang. Aroma tubuh Lisa yang harum membuatnya mabuk kepayang.
Kedua, dalam jarak begitu dekat, baju tidur yang agak transparan
membuatnya mampu melihat dengan jelas kemulusan dan bentuk tubuh yang
begitu menggairahkan. Di balik dasternya, branya berwarna biru tua
nampak jelas membuatnya makin menggairahkan. Juga pahanya yang putih
dalam jarak begitu dekat. Tiba-tiba Pak Joko langsung mencium bibir Lisa
yang sedang memejamkan mata.
“Ooh kamu cantik sekali Lisa, mmhh”
Bibir Pak Joko langsung membekap bibir Lisa dan melumatnya. Sesaat aku
berdetak, lalu apa yang akan dilakukan kakakku pikirku. Ternyata Lisa
tidak memberontak, malah ia menikmati ciuman Pak Joko. Kedua tangannya
kemudian meraih memeluk Pak Joko.
“Mmmh ahh.”
Bibir ketemu bibir, lidah ketemu lidah. Dengan penuh nafsu Pak Joko
sambil tetap menciumi Lisa, tangannya mulai meraba-raba tubuh Lisa.
Punggung.. Lengan.. Lalu satu tangannya meraba-raba paha. Tangan itu
masuk di bawah baju, meraba-raba, bergerak naik ke atas. Lisa mengerang
perlahan. Pak Joko membaringkan Lisa, setengah menindih sambil terus
menciumi seluruh muka.. Leher.. Dengan penuh nafsu. Tangan kanannya
merayap naik di balik daster Lisa. Meraba-raba daerah paha lalu naik ke
sekitar perut.
Pak Joko mengangkat kepalanya. Menatap dan mengagumi tubuh Lisa yang
sebentar lagi akan dinikmatinya. Tangan kirinya membelai-belai rambut,
pipi, leher, dan turun ke dada! Bersamaan dengan tangan kirinya
menyentuh dadanya, tangan kanan bergerilya di balik daster ke aarah
payudara kanan Lisa. Sambil kedua tangannya meraba-raba payudara Lisa,
daster Lisa tersingkap terlihatlah pahanya yang putih mulus dan celana
dalamnya. Kaki kanan Pak Joko bergerak naik meraba-raba paha Lisa dan
daerah CD nya. Lisa mengerang-erang merasa kegelian karena bulu kaki Pak
Joko menyentuh bagian sensitifnya.
Sesaat kemudian, Pak Joko melepas daster Lisa dan membuka baju dan
celananya sendiri, sambil menikmati indahnya tubuh Lisa yang terduduk
hanya memakai bra dan CD saja. Tapi ia belum puas dengan itu karena
sesaat kemudian ia segera melepas branya dengan membuka kaitannya di
belakang, lalu direngkuhnya bra itu. Nampak sepasang payudaranya yang
indah berayun dengan bebasnya menantang untuk dinikmati. Kedua putingnya
agak panjang kemerahan begitu sensitif akan sentuhan. Sambil pandangan
terus tertuju pada payudara Lisa, Pak Joko melepas CDnya sendiri dan
kemudian CD Lisa.
Kini seluruh tubuh Lisa tak tertutup selembar benang pun. Tampaklah bulu
kemaluan Lisa yang nampak kontras dengan kulitnya yang putih mulus.
Sementara penis Pak Joko yang hitam dan besar itu terlihat sudah
menegang dengan gagahnya. Segera kedua tangannya bereaksi meraih kedua
payudaranya. Mengelus-elus, meraba-raba, dan meremas-remasnya dengan
lembut. Lisa mendesah-desah kenikmatan. Pak Joko jadi makin nafsu, ia
langsung mencium bibir Lisa sambil kedua tangannya masih terus
meraba-raba payudaranya. Kedua tangannya beraksi di sekitar kedua puncak
gunung Lisa. Memencet-mencet dan menggerak-gerakkannya akibatnya kedua
payudara bergerak-gerak akibat perbuatannya. Kedua putingnya menjadi
mengeras tanda bahwa Lisa juga ikut terangsang.
“Oohh ahh ahh ahh”
Pak Joko membaringkan Lisa dengan kedua tangan mendorong dadanya. Lalu
ia membuka kedua kaki Lisa, menatap bagian yang paling rahasia itu.
Jari-jarinya dimainkan di sekitar vaginanya, membuat Lisa mendesah-desah
makin terangsang. Pak Joko demikian ahli memainkan jarinya sampai
vaginanya menjadi basah. Setelah puas dengan apa yang diperbuatnya,
dengan setengah menindih, ia menciumi leher Lisa yang sebagian rambutnya
yang sebahu menempel disana. Dengan ganas, Pak Joko menciumi dan
mengecupi leher Lisa kiri kanan. Tangannya meraba-raba ke dada dan
daerah vagina.
Lisa nampak mengerang-erang kenikmatan. Lalu ciuman Pak Joko mulai
beralih turun ke bawah, sampai menciumi kedua payudaranya. Mula-mula ia
mengecupi bagian pangkalnya yang putih itu, lalu perlahan naik makin ke
atas. Sampai ia mengemut dan menjilati kedua puting Lisa yang berwarna
kemerahan segar itu, ujung lidahnya menggerak-gerakkan kedua putingnya
bergantian. Digigit-gigitnya dengan lembut putingnya yang sangat
sensitif itu. Lisa makin mendesah-desah. Ia nampak kegelian kenikmatan.
Selama ini Lisa banyak pasifnya namun ia juga tidak melawan bahkan
menikmati apa yang dilakukan Pak Joko terhadapnya.
Kemudian ia mendekatkan penisnya ke dada Lisa dan menjepit penisnya yang
ujungnya disunat itu diantara kedua payudaranya sampai penisnya
terbenam di antara kedua payudara Lisa. Penisnya yang hitam nampak
kontras dengan kedua payudara yang menjepitnya itu. Kali ini giliran Pak
Joko yang merasakan kenikmatan. Lalu kepala penisnya disentuhkan dan
digerak-gerakkan ke puting Lisa. Nampak keduanya terangsang dengan aksi
itu. Lalu Pak Joko meraih tangan Lisa dan mendekatkannya ke penisnya.
Ternyata Lisa cukup cekatan juga. Tangannya segera meraba-raba, dan
mengocok-ngocok penisnya yang membuat Pak Joko bereaksi dengan hebat.
Tak lama kemudian, Pak Joko melepaskan tangan Lisa, dan membuka kedua
kaki Lisa lebar-lebar sehingga nampaklah vaginanya dengan jelas. Rupanya
ia sudah tidak sabar lagi mendapatkan hadiah utamanya yaitu menikmati
keperawanan Lisa. Ia mendekatkan penisnya ke vagina yang sudah kuyup dan
dalam posisi siap itu. Ia dalam posisi duduk, sementara Lisa dalam
posisi pasrah telentang. Pak Joko segera memajukan badannya memasukkan
penisnya ke dalam vagina Lisa.
“Oooh.. Ahh”, teriak Lisa, ketika kepala penis itu akhirnya menembus
vaginanya sebelum akhirnya semuanya masuk ke dalam. Segera kemudian Pak
Joko memaju mundurkan tubuhnya, penisnya yang hitam masuk keluar ke
vagina Lisa.
“Oooh oohh ahh ahh ahh”
Akhirnya malam itu Pak Joko berhasil merenggut keperawanan Lisa. Nampak
darah keperawanannya membasahi seprei. Sambil memegang kedua tangan
Lisa, dengan semakin cepat Pak Joko memainkan penisnya di dalam
vaginanya. Akibatnya, tubuh Lisa bergetar hebat sampai-sampai kedua
payudara Lisa bergerak-gerak berputar putar. Pak Joko nampak puas sekali
bisa melakukan itu. Sementara Lisa merasakan kenikmatan luar biasa
sambil mendesah-desah.
Lalu Pak Joko mengeluarkan penisnya. Ia berganti posisi. Ia menyuruh
Lisa menungging, lalu dari belakang kembali ia menyodok vagina Lisa
dalam posisi doggy style, sambil kedua tangannya menepuk-nepuk,
meremas-remas payudara dan memainkan kedua putingnya. Setelah menikmati
beberapa saat, kembali ia menidurkan Lisa. Lalu sambil tubuhnya menindih
Lisa, ia kembali menyetubuhi Lisa yang beberapa saat lalu masih perawan
itu. Nampak pemandangan yang kontras, badan Pak Joko yang hitam seperti
aspal menindih Lisa yang putih mulus bagaikan kapas.
Kembali ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Lisa. Sambil menciumi
seluruh muka dan leher Lisa, ia kembali mengocok penisnya. Sampai
akhirnya tiba-tiba tubuh Lisa menggelinjang kenikmatan dan kedua
tangannya mencengkeram rambut Pak Joko, sampai akhirnya Lisa
berteriak-teriak dengan suara tinggi (inikah yang tanda orgasme pada
wanita?). Beberapa saat kemudian Pak Joko meneruskan ciumannya ke
payudara Lisa. Bergantian ia menciumi kedua payudara dan menyedot-nyedot
kedua putingnya, sambil terus penisnya dimainkan di dalam vagina Lisa.
Dan tak lama kemudian giliran Pak Joko yang mengalami ejakulasi. Setelah
ejakulasi, Pak Joko masih terus mengocok penisnya sampai beberapa saat,
sebelum akhirnya ia menghentikan aksinya. Lalu ia terengah-engah
berbaring telentang di samping Lisa.
Sampai disini aku tersadar dan menyudahi “pengintipan”ku karena ternyata
aku sendiri juga mengalami ejakulasi entah karena apa. Apakah tegang,
atau marah, atau tak berdaya, ataukah heran, atau semuanya campur jadi
satu? Setelah itu aku jadi tidak berminat lagi melihat apa yang terjadi
seterusnya. Malah kini aku berpikir keras. Apa yang terjadi pada diriku?
Apa yang telah kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Sudah benar-benar
gilakah aku? Haruskah aku senang? Atau sedih? Atau marah? Atau malu?
Atau semuanya? Kenapa aku tidak bisa berpikir normal? Ataukah semua
orang juga tidak normal? Lalu kenapa kok semua orang seperti mendukungku
bersikap tidak normal? Juga kakakku sendiri? Kejadian ini membuatku
shock dan linglung beberapa saat..
Iblis betina itu..
Keesokan harinya aku menguping pembicaraan antara tanteku dan Pak Joko.
“Wah, Pak Joko pagi ini segar sekali. Bagaimana kemarin, seru dong?”
“Wah, hebat. Dia benar-benar mantap deh. Obat ibu benar-benar manjur.
Dia sangat bergairah sekali semalam. Semalam kita maen dua ronde.
Pertama dia masih canggung maklumlah masih perawan. Tapi kedua sudah
mulai ‘in’, apalagi saya ajari dia cara-cara baru.”
“Syukurlah. Kemarin kita sempat panik waktu dia mabuk. Yah, yang penting tujuan akhir terlaksana khan. Yang penting Bapak puas.”
“Heh heh heh, wah saya puas sekali. Sebenarnya dari sejak ketemu, saya
sudah suka karena dia sesuai dengan kesukaan saya. Orangnya cantik,
putih, sexy, dan yang paling saya suka face-nya itu yang innocent dan
juga masih perawan.”
“Jadi proyek pasti goal ya Pak? Bapak khan mintanya amoy anak sekolahan
yang cantik dan masih perawan. Susah dapatnya yang seperti dia lho pak,
tapi kita bisa sediain buat Bapak. Dan yang lebih penting, kalau Bapak
suka, dia akan selalu siap melayani Bapak karena dia menurut kepada
kami. Juga, nanti setelah pengumuman pemenang, bagian Bapak akan kita
berikan sesuai perjanjian”
“Oh, itu beres Bu. Masa saya lupa kebaikan Bapak dan Ibu, masa sih saya orang yang tidak tahu budi.. Dst, dst
Bangsaat!! Iblis betina itu! Ternyata sejak awal adalah ide bibiku untuk
mengajak kakakku dan aku (hanya sebagai kamuflase) tinggal bersama
mereka dan menyekolahkan kami supaya kami tergantung kepada mereka. Dari
awal memang dia berencana untuk menjual kakakku kepada Pak Joko. Karena
Pak Joko sangat gila wanita sementara kakakku masih muda dan cantik
serta dari keluarga tidak mampu; sementara kami tidak dekat dengan
famili yang lain. Karena itu dari awal mereka mengontrol pergaulan
kakakku.
Dia tidak cuma bermaksud menjual keperawanan kakakku saja, tapi lebih
jauh lagi supaya menjadi gundik Pak Joko. Pak Joko kelihatan
tergila-gila kepadanya dan dengan tahu ia masih keponakan sendiri, Pak
Joko lebih merasa tidak enak untuk berkata tidak kepada mereka. Ini
sesuai dengan kepentingan jangka panjang mereka. Di sisi lain, kakakku
mudah dikuasai karena keponakan sendiri dan bergantung mereka. Untuk itu
kakakku “dimanjakan” dengan dibelikan barang-barang mahal, supaya
terlena dan terbiasa hidup mewah sehingga tergantung kepada mereka.
Putrinya sendiri, Hani, disekolahkan di luar negeri memang sengaja
dijauhkan dari hal-hal busuk seperti ini. Pamanku, walaupun masih ada
hubungan darah, namun lebih cinta uang dibandingkan saudara.
Malam itu mereka berencana membawa kakakku ke hotel bintang lima untuk
dijebak dengan Pak Joko. Pengiriman barang adalah rekayasa agar ada
alasan supaya aku tidak ikut. Namun karena kakakku mabuk teler (mungkin
ini pengaruh obat perangsang yang diberikan dalam minuman?), jadinya
mereka takut menimbulkan kecurigaan pihak hotel. Akhirnya diputuskan
untuk dilakukan di rumah, karena Pak Joko sendiri sudah ngebet. Pamanku
memarahiku bukan karena barangnya kurang namun ia takut kalau-kalau aku
bisa menggagalkan rencananya. Karena takut reaksinya sudah berkurang,
bibiku memberikan obat perangsang lagi kepada kakakku.
Setelah semuanya terjadi, kakakku mau tidak mau harus menuruti skenario
mereka. Ia tidak bisa menolak selama masih tergantung. Kalau kabur dari
rumah, mau lari kemana dia? Bisa jadi nasibnya nanti malah lebih buruk
lagi. Jelek-jelek sekarang dia keponakan orang kaya yang hidup dalam
kemewahan. Yang tahu sisi kelamnya hanya orang sendiri saja yang
semuanya berkepentingan untuk tidak menyebarkan keluar. Benar-benar
terkutuk semuanya!! Memanfaatkan orang demi keuntungan sendiri.
Dan aku, si orang tanpa guna, adalah pelengkap penderita. Walaupun aku
juga ada kesalahan namun aku tidak terima kakakku diperalat dan
dipermainkan orang begitu. Satu kelebihanku, yaitu mereka tidak tahu
bahwa aku adalah saksi mata dari semua peristiwa, kalau aku tahu semua
rencana busuk mereka. Suatu saat nanti aku, si orang tanpa guna, akan
menyaksikan mereka semua menderita akibat perbuatan busuk mereka ini.
Ronny (pamanku), Tina (tanteku), dan Joko adalah tiga orang yang akan
kuingat seumur hidupku.
Aku akan membalas kalian semua! Aku harus membalas kalian semua!